Madiun, 25 April 2019. STAINU Madiun sebagai salah satu lembaga Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) di wilayah Kopertais IV Surabaya memiliki komitment yang tinggi untuk senantiasa mengembangkan kualitasnya dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi. Salah satu bentuk pengembangan kualitas tersebut tersebut dibuktikan STAINU Madiun melalui upgrading keilmuan dosen-dosennya dengan langkah menyelenggarakan workshop metodologi perubahan sosial berbasis Participatory Action Research (PAR). Workshop yang digagas untuk membekali para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bagi mahasiswa STAINU Madiun yang hendak melaksanakan KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) tersebut dibuka langsung oleh ketua STAINU Madiun Drs. H. Ma’sum, M.Pd. Workshop tersebut diisi oleh pemateri tunggal Dr. Muhammad Irfan Riyadi, M.Ag, seorang akademisi dan pakar sejarah sekaligus pegiat PAR yang telah banyak malang melintang dalam dunia penelitian utamanya dengan metodologi PAR.
Dipandu oleh Muhammad Muchlish Huda, M.Pd.I selaku moderator, workshop tersebut berjalan dengan lancar. Sejumlah dosen senior STAINU Madiun seperti Dr. H. Moh. Munir, Lc, M.Ag serta Drs. H. Isrofi, M.Pd.I juga turut serta ambil bagian sebagai peserta dalam acara tersebut. Workshop Metodologi Perubahan Sosial berbasis PAR STAINU Madiun mengambil tempat di Aula Utama NU Center Kabupaten Madiun. Dengan diadakannya workshop ini diharapkan pengetahuan dan horison dosen dalam bidang penelitian sosial akan semakin tajam dan luas sehingga akan menimbulkan dampak domino yang positif terhadap lompatan dan perkembangan konstruk berfikir analitis mahasiswa ketika nantinya terjun di lokasi KPM. Hal ini adalah sebuah keniscayaan mengingat problematika dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, utamanya masyarakat di daerah pedesaan dan pinggiran di era globalisasi ini semakin meningkat dan beragam. Mahasiswa STAINU Madiun melalui KPM berbasis Participatory Action Research (PAR) diharapkan mampu menjadi agent of change dalam mengurai kompleksitas permasalahan tersebut sekaligus mampu membolilisasi masyarakat untuk melakukan aksi-aksi perubahan demi mencairkan kondisi unconciousness dan social freezing yang latent terjadi di masyarakat.
Hal tersebut sesuai dengan semangat PAR yang dinamis bahwasannya PAR adalah riset sosial yang berbeda dengan riset sosial konvensional akademis yang melulu mengungkapkan temuan penelitian secara fenomenologis. PAR adalah riset sosial sekaligus aksi sosial secara terlibat tetapi keterlibatan peneliti dalam metodologi PAR hanya sebatas keterlibatan yang bersifat pendampingan terhadap masyarakat dan bukan keterlibatan yang bersifat aktif. Artinya, peneliti dalam paradigma PAR hanya sebatas sebagai penggerak sehingga ketika peneliti meninggalkan masyarakat, masyarakat tersebut tetap memiliki kemandirian untuk terus dan senantiasa bergerak dengan mengandalkan potensi SDM dan SDA masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat jauh dari kata ketergantungan terhadap peneliti. Mahasiswa STAINU Madiun dalam KPM, yang pada tahun akademik 2016-2017 ini mengambil lokasi di Desa Sumbersari Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, diharapkan mampu bertindak sebagai peneliti sekaligus motor penggerak bagi masyarakat. Teori-teori yang didapatkan oleh mahasiswa di kampus STAINU Madiun baik selama menerima mata kuliah seperti biasanya begitujuga ketika nanti menerima pembekalan dan workshop metodologi PAR diharapkan mampu menjembatani Visi, Misi strategis STAINU Madiun dalam upaya dan komitmennya untuk berguna dan memberi arti bagi masyarakat.