Magetan – Dalam rangka mengajarkan cinta Al-Qur’an, mahasiswa Kelompok Pengabdian Masyarakat (KPM) 2024 dari STAINU Madiun meluncurkan kegiatan rutin mengajar ngaji kepada anak-anak di Dusun Jetak, Desa Sukowidi, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kegiatan yang mulia ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama di lingkungan tersebut.
Bertempat di sebuah musholla kecil yang terletak di tengah Dusun Jetak, kegiatan ini dilakukan setiap hari selepas shalat Maghrib. Anak-anak yang sebagian besar berasal dari dusun tersebut dengan antusias mengikuti setiap sesi mengaji. Para mahasiswa KPM 2024 STAINU Madiun tidak hanya mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tetapi juga berusaha menanamkan cinta dan penghormatan terhadap kitab suci ini. Mereka ingin anak-anak memahami bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang harus dijadikan panduan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pembelajaran teknis membaca Al-Qur’an. Mahasiswa juga mengajarkan tata cara shalat yang benar, tata cara berwudhu, hafalan doa-doa harian, hafalan surat-surat pendek, hafalan hadist, serta kisah-kisah teladan islami yang penuh hikmah. Semua materi ini disampaikan dengan metode yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak, sehingga mereka tidak merasa bosan dan selalu bersemangat mengikuti kegiatan ini.
Rutinitas mengajar ngaji ini sudah berjalan selama dua minggu dan mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat setempat. Orang tua merasa senang dan bersyukur karena anak-anak mereka mendapatkan pendidikan agama yang baik tanpa harus pergi jauh ke dusun lain. Salah satu pengelola musholla yang juga merupakan orang tua dari salah satu anak yang ikut mengaji, menyatakan, “Bagus mbak, kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi anak-anak yang ingin mengaji tanpa harus jauh-jauh ke dusun lain.”
Di sisi lain, Kepala Desa Sukowidi, melalui Bapak Modin, menyampaikan harapannya agar kegiatan mengaji ini tidak hanya menjadi salah satu program sementara selama KPM 2024 STAINU Madiun, tetapi dapat terus berlanjut dan berkembang. “Kami sangat berharap rutinitas mengaji ini bisa menjadi solusi atas permasalahan pendidikan keagamaan yang terjadi di Dusun Jetak. Anak-anak di sini sangat membutuhkan pembinaan seperti ini,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan ini, para mahasiswa KPM 2024 STAINU Madiun bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para tokoh agama dan masyarakat setempat. Mereka bersama-sama merencanakan dan mengatur jalannya kegiatan, memastikan setiap anak mendapatkan perhatian dan bimbingan yang mereka butuhkan. Selain itu, mereka juga menyediakan materi-materi tambahan seperti buku-buku doa dan poster-poster edukatif yang dipajang di musholla untuk memperkaya pembelajaran.
Setiap malam, setelah shalat Maghrib, musholla kecil itu dipenuhi suara anak-anak yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Para mahasiswa dengan sabar membimbing mereka, memperbaiki kesalahan dalam bacaan, dan memberikan penjelasan tentang arti dan makna ayat yang dibaca. Mereka juga menggunakan berbagai alat bantu pembelajaran seperti papan tulis dan flashcard untuk membuat suasana belajar lebih menarik dan interaktif.
Kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi para mahasiswa KPM 2024 STAINU Madiun sendiri. Mereka merasa lebih dekat dengan masyarakat dan mendapatkan pengalaman berharga dalam mengajar dan membina anak-anak. Salah satu mahasiswa, Solikin Ahmadi dari Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, yang juga anggota aktif Praktisi JRA Kota Madiun, merasa senang bisa berkontribusi lebih dalam kegiatan ini. “Mengajar anak-anak di sini memberikan pengalaman yang luar biasa. Melihat antusiasme mereka membuat saya semakin semangat untuk terus berbuat kebaikan,” katanya.
Berkat dukungan banyak pihak, terutama dari Pemerintah Desa Sukowidi yang bersedia memfasilitasi gedung aula Balai Desa Sukowidi serta mensosialisasikan kegiatan ini kepada masyarakat, acara mengaji ini dapat berjalan lancar dan sukses. Semua praktisi dan mahasiswa melayani dengan ikhlas sehingga anak-anak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Mereka berharap acara serupa dapat diadakan kembali secara rutin dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Dusun Jetak.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan anak-anak Dusun Jetak dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai keagamaan dan moral. Mereka adalah harapan masa depan yang akan membawa perubahan positif bagi desa mereka. Kegiatan mengajar ngaji ini menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih religius dan harmonis.